ADSENSE 336 x 280
Cuaca Ekstrim Dan Musim Penghujan Menghantui Korban Gempa Dan Tsunami Di Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah,Kejarfakta.com--Gempa dan tsunami telah berlalu, kini penyintas (masyarakat pengungsi dan korban) terdampak gempa dan tsunami di Kab. Donggala, Prov. Sulawesi Tengah kembali dihantui oleh cuaca ekstrim dan musim penghujan.
Heru Cahyana, A.Md., Kepala Markas PMI Belitung Timur mengabarkan dari Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah bahwa saat ini penyintas (masyarakat yang menjadi korban) terdampak gempa dan tsunami mengalami trauma yang luar biasa.
Gempa berkekuatan Mag. 7,7 berpusat di Desa Tompe, Kecamatan Sirenja, Donggala pada 28 September 2018 lalu memicu tsunami yang menyapu beberapa desa di Kecamatan, Sirenja, Kecamatan Balaesang, Kecamatan Banawa dan Kecamatan Wani, Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah di pesisir wilayah Kecamatan-Kecamatan tersebut, sehingga beberapa desa mengalami banjir rob apabila air laut pasang.
Perkembangan terbaru saat ini, sudah memasuki musim angin barat yang membawa pengaruh cuaca ekstrim dan musim penghujan dengan intensitas tinggi.
Masyarakat terdampak gempa dan tsunami, yang sebagian besar mengungsi tersebut mengalami dilema baru bahwa lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah daerah dan aparat, ternyata tidak aman dari resiko banjir dan genangan air.
Curah hujan yang tinggi diprediksi akan menyebabkan, jangkauan dari luapan air pasang dan banjir rob semakin jauh dan dapat menjangkau tempat yang lebih tinggi.
Saat ini beberapa areal pemukiman, areal persawahan dan kebun jati masyarakat di Kec. Sirenja dan Kec. Balaesang sudah terendam banjir rob, sehingga padi dan pohon jatinya mati karena masuknya air laut ke persawahan dan kebun jati tersebut.
“Di Kecamatan, Sirenja misalnya, yang merupakan tempat saya bertugas– air laut meluap dari kuala (muara sungai) kemudian menggenangi pemukiman, persawahan, dan kebun jati warga. Ketika air surut, air laut yang meluap ke persawahan dan kebun jati tersebut tertinggal dan menggenang” ungkap Heru.
Sedangkan, di beberapa lokasi pengungsian yang tersebar di Kabupaten Donggala, juga ada yang tidak terjamin keamanannya
ADSENSE Link Ads 200 x 90
dari banjir dan genangan akibat tingginya curah hujan.
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com https://ift.tt/2Q5li17
via IFTTT
ADSENSE 336 x 280
dan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
Semua tenda-tenda hunian yang merupakan bantuan dari pemerintah, lembaga negara, CSR, serta organisasi-organisasi Internasional sudah didesain berlantai dari pabriknya.
Cuaca Ekstrim Dan Musim Penghujan Menghantui Korban Gempa Dan Tsunami Di Sulawesi Tengah
Namun, hal tersebut tidak menjamin kenyamanan terbebas dari resiko paparan air dari banjir dan genangan , apalagi mereka beristirahat dan tidur di lantai dengan alas seadanya.
Di beberapa lokasi pengungsian juga ada pengungsi yang membangun bivak, atau para-para sehingga menyerupai rumah panggung atau rumah kebun tempat mereka berteduh.
Pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat tersebut menumpang lagi di bivak saudara atau kerabatnya.
Kondisi tersebut sudah diprediksi akan menimbulkan berbagai penyakit menular, antara lain ISPA, diare, cacingan, dan DBD. Terutama pada anak-anak dan lansia.
Organisasi Relawan seperti ACT dan PMI telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Donggala, untuk menghadapi hal tersebut. Potensi penularan dan mewabahnya penyakit-penyakit tersebut tidak akan dapat diantisipasi, namun kita harus bersiap untuk mengatasinya.
Kebutuhan sanitasi pada lokasi pengungsian sudah tertangani. Sudah ada dibangun toilet-toilet darurat namun belum memadai. Toilet merupakan tempat yang berpotensi untuk mereka berbagi penyakit.
Heru juga mengatakan bahwa masa tugasnya di Kab. Donggala sudah berakhir pada 17 November 2018. “Kontrak tugas saya dengan ACT Indonesia untuk di Palu dan Donggala sudah berakhir pada tanggal 17 November 2018 kemarin, dan saya sudah melapor ke Markas PMI Prov. Sulawesi Tengah untuk pulang. Namun belum dapat segera pulang karena masih menunggu konfirmasi tiket pesawat untuk saya kembali ke Belitung. Ada kemungkinan saya akan diminta kembali lagi ke Donggala, karena masih banyak tugas dan pekerjaan yang belum selesai” tandasnya.
Reporter : Marsidi
Editor : Ahsannuri
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com https://ift.tt/2Q5li17
via IFTTT
0 Response to "Cuaca Ekstrim Dan Musim Penghujan Menghantui Korban Gempa Dan Tsunami Di Sulawesi Tengah"
Post a Comment