ADSENSE 336 x 280
Sosialisasi tanggap bencana UPTD BMKG Belitung di Aula Kantor Camat Dendang, Beltim. Senin (31/12/2018). Foto: Marsidi.
Belitung, Kejarfakta.com -- Pasca bencana yang terjadi di beberapa daerah Kepala UPTD BMKG Belitung menggelar sosialisasi tanggap bencana bekerjasama dengan pemerintah daerah Kabupaten Belitung, dan Kabupaten Belitung Timur (Beltim), Senin (31/12/2018).
Kegiatan tersebut dilangsungkan di Aula Kantor Camat Dendang yang dihadiri langsung Camat Dendang, Susilawati, hadir juga Dandim 0414 Belitung Letkol Inf Indra Padang, S.Sos, diwakili Kasdim 0414 Belitung Mayor Inf Rubin S.Ag., Kapolsek Dendang AKP Irsan Sihotang, Koramil Gantung, Bhabinkamtibmas, Bhabinsa, BNPB Beltim, Camat Kabupaten Belitung dan Beltim, Kades Kabupaten Belitung dan Beltim, Tim SAR, Masyarakat dan para undangan lainnya.
Kepala UPTD BMKG Belitung, Carles, ST., M.Si mengatakan, terjadinya pasca bencana dibeberapa tempat belakangan ini dirinya menghimbau untuk saling meningkatkan koordinasi baik tingkat pemerintah maupun masyarakat selain itu juga perlunya kewaspadaan. Dan di pulau Belitung untuk tingkat resiko bencana yang perlu diwaspadai seperti curah hujan yang tinggi, angin puting beliung, dan petir.
"Untuk di pulau Belitung resiko bencana utama itu adalah curah hujan yang tinggi, angin puting beliung, dan petir, itu sebetulnya yang paling dominan," ujar Carles diaula kantor camat Dendang.
Jadi tambah Carles, kalau bapak-bapak ingat banjir di tahun 2017 disini, itu sebetulnya sudah kita prediksi hanya tidak tahu menyampaikannya kesiapa.
"Itulah kelemahan kita jikalau tidak ada kerjasama, karena apa, dikantor itu kita ada peralatan satelit cuaca, ada radar cuaca, ada pengamatan yang kita lakukan setiap jam. Di satelit cuaca itu kondisi cuaca setiap sepuluh menit kita bisa lihat seperti apa perubahan cuacanya kita bisa pantau. Hanya saja waktu itu karena saya baru juga, dan kita belum kenal lapangan sehingga kita tidak tahu mau kasih petanya kesiapa," kata Carles.
Bukan berarti kita tidak mencoba menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah, terutama Pemda Belitung, hanya saja waktu itu mungkin
ADSENSE Link Ads 200 x 90
responnya masih kurang baik. Sehingga begitu kejadian kita kecolongan, malah waktu itu kalau gak salah sebelum kejadian banjir itu saya sudah pernah sempat tawarkan ke Pemda bahwa sebetulnya ada alat yang bisa memberikan teleworning untuk banjir.
"Mungkin anggapannya karena daerah kita bukan daerah banjir waktu itu, jadi kemungkinan responnya kurang positip sehingga kita tidak punya kesiapan untuk mengantisipasi itu padahal sebetulnya itu ada peralatannya," jelas Kepala UPTD Belitung itu.
Lebih lanjut Carles menjelaskan, sambil menunjuk pada gambar di layar proyektor dari berbagai kejadian tsunami yang terjadi, tsunami karena gunung api meletus, gerakan percikal pada kerak bumi yang menyebabkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba sehingga terjadi air laut ketika sampai dipantai menjadi gelombang besar yang diduga terjadinya tsunami.
Dijelaskannya karena sepanjang pantai barat Sumatera, Selatan Jawa, itu merupakan pertemuan lempeng jadi, legal terasnya itu disitu. Jadi jikalau kita lihat daerah yang rawan tsunami karena yang diakibatkan oleh gempa tektonik jalurnya seperti itu.
"Selain itu juga, tanah longsor bisa mengakibatkan Tsunami, jadi letusan gunung berapi itu juga disebabkan karena tanah longsor sebetulnya," terangnya.
Adapun mengenai kecepatan tsunami itu rata-rata sekitar 700 hingga 900 kilometer per jam, nah kalau kita tarik garis lurus dari anak Krakatau itu ke kita sekitar 300 kilometer.
"Kita bayangkan saja kalau kecepatannya batas 700 berarti gak sampai setengah jam sudah sampai ke daerah kita. Dan BMKG begitu terjadi gempa terutama gempa tektonik dilaut, BMKG berusaha memberikan informasi gempa itu menghasilkan Tsunami apa tidak jelang waktu antara tiga (3) sampai lima (5) menit baru kita sampaikan informasi ada potensi Tsunami apa tidak," imbuhnya.
Sehingga sudah terbuang waktu lima menit, kata Carles lagi, jadi rata-rata waktu yang punya itu sekitar dua puluh (20) sampai dua puluh lima (25) menit. Itulah waktu yang bisa kita gunakan untuk mitigasi tadi, jadi memang perlu benar-benar ada kesiapan karena waktunya singkat kalau betul-betul itu Tsunami yang terjadi.
Mengenai tanda-tanda tsunami, gempa bumi yang terjadi disekitar lautan dengan ciri yang terdapat menjadi tsunami, ketinggian permukaan air dipantai turun drastis. Tanda lain dari hewan, hewan mengungsi ketempat yang lebih tinggi sebelum tsunami tiba, seterusnya tanda gemuruh inilah tanda-tanda yang bisa kita identifikan dialam simulasi yang dihasilkan BMKG.
"Selain dari hasil BMKG tersebut ciri-ciri ini juga yang perlu di perhatikan, seperti yang kejadian di Aceh kita masih ada videonya, ada ular yang mengejar ketinggian dan ternyata hewan itu pilingnya lebih kuat akan ada bahaya," tandasnya.
Reporter : Marsidi
Editor : Eko Setio
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com http://bit.ly/2Azp6z5
via IFTTT
ADSENSE 336 x 280
dan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
"Mungkin anggapannya karena daerah kita bukan daerah banjir waktu itu, jadi kemungkinan responnya kurang positip sehingga kita tidak punya kesiapan untuk mengantisipasi itu padahal sebetulnya itu ada peralatannya," jelas Kepala UPTD Belitung itu.
Lebih lanjut Carles menjelaskan, sambil menunjuk pada gambar di layar proyektor dari berbagai kejadian tsunami yang terjadi, tsunami karena gunung api meletus, gerakan percikal pada kerak bumi yang menyebabkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba sehingga terjadi air laut ketika sampai dipantai menjadi gelombang besar yang diduga terjadinya tsunami.
Dijelaskannya karena sepanjang pantai barat Sumatera, Selatan Jawa, itu merupakan pertemuan lempeng jadi, legal terasnya itu disitu. Jadi jikalau kita lihat daerah yang rawan tsunami karena yang diakibatkan oleh gempa tektonik jalurnya seperti itu.
"Selain itu juga, tanah longsor bisa mengakibatkan Tsunami, jadi letusan gunung berapi itu juga disebabkan karena tanah longsor sebetulnya," terangnya.
Adapun mengenai kecepatan tsunami itu rata-rata sekitar 700 hingga 900 kilometer per jam, nah kalau kita tarik garis lurus dari anak Krakatau itu ke kita sekitar 300 kilometer.
"Kita bayangkan saja kalau kecepatannya batas 700 berarti gak sampai setengah jam sudah sampai ke daerah kita. Dan BMKG begitu terjadi gempa terutama gempa tektonik dilaut, BMKG berusaha memberikan informasi gempa itu menghasilkan Tsunami apa tidak jelang waktu antara tiga (3) sampai lima (5) menit baru kita sampaikan informasi ada potensi Tsunami apa tidak," imbuhnya.
Sehingga sudah terbuang waktu lima menit, kata Carles lagi, jadi rata-rata waktu yang punya itu sekitar dua puluh (20) sampai dua puluh lima (25) menit. Itulah waktu yang bisa kita gunakan untuk mitigasi tadi, jadi memang perlu benar-benar ada kesiapan karena waktunya singkat kalau betul-betul itu Tsunami yang terjadi.
Mengenai tanda-tanda tsunami, gempa bumi yang terjadi disekitar lautan dengan ciri yang terdapat menjadi tsunami, ketinggian permukaan air dipantai turun drastis. Tanda lain dari hewan, hewan mengungsi ketempat yang lebih tinggi sebelum tsunami tiba, seterusnya tanda gemuruh inilah tanda-tanda yang bisa kita identifikan dialam simulasi yang dihasilkan BMKG.
"Selain dari hasil BMKG tersebut ciri-ciri ini juga yang perlu di perhatikan, seperti yang kejadian di Aceh kita masih ada videonya, ada ular yang mengejar ketinggian dan ternyata hewan itu pilingnya lebih kuat akan ada bahaya," tandasnya.
Reporter : Marsidi
Editor : Eko Setio
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com http://bit.ly/2Azp6z5
via IFTTT
0 Response to "UPTD BMKG Belitung Gelar Sosialisasi Tanggap Bencana"
Post a Comment