Pembuatan Talut Ringdam, Ponton TI Rajuk di Protes Warga Petani Danau Nujau

ADSENSE 336 x 280
Pembuatan Sefti atau Talut pembatas tambang timah jenis   Rajuk didanau Nujau di protes warga petani

Gantung, Beltim, Kejarfakta.com - Pembuatan POK atau Talut manual Ringdam oleh Tambang inkonvensial (Ti) Rajuk jenis ponton diwilayah Danau Nujau, Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur (Beltim) mendapat protes warga petani setempat. Masalahnya warga petani Danau Nujau sangat mengkhawatirkan akan limbah tambang timah jenis rajuk tersebut  jika memasuki persawahan mereka.


Sebelumnya, beberapa waktu lalu sudah diperingatkan bahwa dilokasi tersebut tidak boleh ada penambangan timah jenis rajuk. Tapi peringatan tersebut sepertinya tidak dihiraukan oleh para penambang timah jenis rajuk yang menggunakan ponton. 


Berdasarkan informasi yang dihimpun awak media ini Selasa (8/1/19) sekitar pukul 09.30. wib, warga petani Danau Nujau sambangi penambang timah jenis rajuk yang menggunakan ponton dilokasi yang sama.


Kedatangan warga petani danau Nujau lantaran telah adanya upaya pembuatan pok atau talut pembatas untuk membendung areal yang bakal ditambang oleh penambang timah jenis rajuk. Pok atau talut pembatas untuk membendung rencananya akan dibuatkan sebanyak dua (2) Talut Bendungan manual seperti yang terlihat pada gambar. Padahal sudah jelas-jelas warga petani tidak mengizinkan untuk ditambang apalagi dengan menggunakan penambangan timah rajuk jenis ponton mengingat areal sekitar wilayah persawahan.


Ponton tambang timah jenis Rajuk yang terpantau didanau Nujau  sebagian terlindung oleh semak belukar.

Warga petani sapaan akrab (MN) kepada awak media ini mengatakan, tadi saat dilokasi hadir dari balai pengkajian teknologi pertanian (BPTP), Kadus, BPD, Babinkamtibmas, Babinsa, kemudian nyusul Gapoktan. Masalah pembuatan pok atau Talut manual Ringdam itu yang kami pertanyakan, disitu sudah terlihat ada dua (2) kerangka yang bakal dijadikan pok atau Talut oleh mereka sementara persawahan petani danau Nujau sangat dekat.

"Menurut saya pembuatan Sefti atau Talut manual Ringdam itu
ADSENSE Link Ads 200 x 90
terkesan asal-asalan. Jika Talut itu jebol, limbah penambangan TI Rajuk jenis ponton tersebut terancam mencemari sumber cadangan air persawahan, lantas siapa yang akan bertanggung jawab. Padahal, sesuai kesepakatan itu kan ada beberapa tahapan yang harus di musyawarahkan di Pemda antara pihak PT. Timah dan Pemerintah daerah. Tahu-tahunya mereka sudah bekerja membuat pok atau Talut manual Ringdam, apapun itu alasannya harus sesuai aturan jangan main kucing -kucingan seperti itu," ujar MN.

Bagaimana kalau limbah lanjut MN, pembuatan Talut manual Ringdam dengan menggunakan ti Rajuk tersebut sampai mencemari masuk ke sawah apa mereka siap bertanggung jawab. Kami juga sudah sepakat  bahwa tidak ada lagi  aktifitas tambang timah rajuk disitu semenjak dari tahun 2016, tapi ternyata hari ini ada yang jalan beroperasi. Menurut dugaan saya tadi ada sekitar empat (4) ponton, tiga (3) sedang dirakit soalnya tadi sebagian agak terlindung posisi ditelukan. Dari semua perkiraan ada sekitar tujuh (7) unit mesin ti Rajuk jenis ponton tersebut ada empat yang beroperasi katanya sebagian baru ngecam atau survei, imbuhnya.



Terlihat perencanaan Sefti atau pok Talut manual dengan dinding terpal biru.

Sementara kepala desa gantung Siswadi saat dikonfirmasi awak media ini menyebutkan, masyarakat petani pada prinsipnya tetap akan memperjuangkan agar wilayah tersebut tidak terganggu oleh adanya penambangan.  Terutama air cadangan sekitar wilayah tersebut agar tetap terjaga kejernihannya sebagai sumber cadangan air persawahan.

"Kami sudah koordinasi ke pihak PT. Timah melalui wastam wilayah lenggang untuk dapat mengambil sikap tegas berkaitan operasional Ti Rajuk tersebut walaupun, itu mungkin berada di wilayah IUP PT.Timah. Tadi siang telah dilakukan rapat koordinasi musyawarah antar pengurus Gapoktan, PT.Timah, Camat Gantung, Kades, BPD, dan Babinsa Desa Gantung. Berkaitan hal tersebut, telah dilakukan cek langsung ke lapangan yang sudah terlihat dampak kekeruhan walau baru uji operasional oleh penambang," kata Siswadi.


Adapun wastam PT.Timah Hendro saat ditanya awak media ini menuturkan, berkaitan hal tersebut sudah dibahas dan rencananya besok mau mengumpulkan para penambang.


"Masih banyak yang perlu diperbaiki, dan pok atau Talut pembatas itu dinilai belum maksimal masih gede potensi untuk kebocoran," ungkap Hendro.


Terkait perencanaan pembuatan  pok atau Talut manual itu, dirinya menuturkan," Kawan-kawan penambang yang melakukan itu, jadi setelah kami tinjau itu belum maksimal dan harus di perbaiki," tuturnya. (Red. Kejarfakta.com/Marsidi)


from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com http://bit.ly/2Fj6Ixn
via IFTTT
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

Related Posts :

0 Response to "Pembuatan Talut Ringdam, Ponton TI Rajuk di Protes Warga Petani Danau Nujau"

Post a Comment