ADSENSE 336 x 280
Sepucuk sore, matahari ufuk barat di sekitar Gunung Anak Krakatau. Foto dibidik dari bibir pantai Desa Kunjir, Rajabasa, Lampung Selatan, Jum'at (4/1/2019). FOTO: Muzzamil
Bandar Lampung, Kejarfakta.com -- H+62 atau tepat dua bulan pascabencana tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau Selat Sunda di Lampung Selatan, hari ini, Selasa (22/1/2019), gambaran kondisi umum warga korban terdampak yang masih bertahan di posko-posko pengungsian dilaporkan dalam keadaan baik.
Data terkini per Senin kemarin pukul 18.00 WIB, jumlah warga pengungsi penyintas tsunami sebanyak 760 jiwa dan 11 kepala keluarga (KK) asal beberapa desa di Kecamatan Rajabasa dan Kalianda ini, terkonsentrasi di sembilan titik.
Terbanyak yakni 235 orang warga Desa Kunjir dan Way Muli, Rajabasa --wilayah terdampak terparah-- di posko pengungsian masjid pengajian Desa Cugung, Rajabasa.
Terdiri 80 orang laki-laki dan 60 orang perempuan dewasa, 9 orang lanjut usia (lansia), 18 anak bawah lima tahun (balita), 7 bayi, 3 ibu hamil (bumil), 24 laki-laki dan 34 perempuan anak usia sekolah.
Mengutip rilis Polda Lampung seperti disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Komisaris Besar Sulistyaningsih, jumlah terbanyak kedua yakni 133 orang asal 36 KK warga Desa Kunjir, Way Muli, Way Muli Timur, dan Pulau Sebesi, Rajabasa, yang kondisi rumahnya rusak berat, di posko pengungsian Wisma Atlit, Kelurahan Way Lubuk, Kalianda.
Warga yang terdiri 40 laki-laki dan 42 perempuan dewasa, serta 51 anak itu dilaporkan masih membutuhkan peralatan mandi, peralatan sekolah, makanan ringan, dan susu.
Terbanyak ketiga, 105 orang asal 35 KK warga Desa Way Muli Timur dan Way Muli Induk, Rajabasa, di posko pengungsian pegunungan di belakang rumah Kades Way Muli Timur.
Keempat,
ADSENSE Link Ads 200 x 90
sebanyak 91 orang warga Desa Kunjir dan Way Muli, Rajabasa, terdiri 30 laki-laki dan 26 perempuan orang dewasa, 5 orang lansia, 7 balita, 2 bayi, 1 bumil, 2 anak, dan 19 anak usia sekolah, di posko pengungsian Balai Desa Kerinjing, Rajabasa.
Kelima, 42 orang asal 21 KK warga Desa Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, yang rumahnya rusak berat --rata dengan tanah, bertahan di posko pengungsian balai desa setempat.
Keenam, pengungsi asal Desa Kunjir dan Way Muli, Rajabasa, sebanyak 42 orang asal 15 KK, yang mengungsi di gedung SMA Negeri 1 Kunjir, yang ada di Dusun 1 Merak, Kunjir, Rajabasa.
Agak berbeda, meski umumnya dalam keadaan sehat, tetapi para pengungsi disebutkan mengaku merasa dipersulit saat proses pengambilan kebutuhan bantuan logistiknya.
Ketujuh, di titik posko pengungsian di Kelurahan Bumi Agung, Kecamatan Kalianda. Di lokasi ini, terdapat 95 orang 11 KK pengungsi warga Kelapa Doyong, Kalianda Bawah, Air Panas, dan Karet Kelurahan Kalianda.
Lainnya, di tempat yang sama, 11 KK warga Way Mayan Bumi Agung dan Desa Maja, Kalianda, serta Desa Way Muli dan Pulau Sebesi, Rajabasa.
Delapan, sebanyak 15 orang warga Desa Banding, Rajabasa, yang kondisi rumahnya rata dengan tanah, masih bertahan mengungsi di halaman kantor Camat Rajabasa yang ada di desa itu.
"Di titik ini kini sedang dibangun 20 unit rumah berbahan papan dan triplek beratap asbes oleh relawan Nahdlatul Ulama Lampung Selatan," kata pamen hijabers ini, mendampingi Kapolda Lampung Irjen Polisi Purwadi Arianto.
Terakhir, sebanyak 8 pasien rawat tetap di ruang bedah, dan 440 orang pasien rawat jalan penyintas bencana yang masih dalam penanganan medis pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar, Kedaton, Kalianda.
“Apabila ada perkembangan lebih lanjut, akan dilaporkan kembali,” pungkas Bunda Sulis, sapaan akrab Kabid Humas Polda Lampung ini.
Pantauan redaksi, hal sama juga rutin diapdet Kabid Humas Polda Banten AKBP Edi S Priadinata, mendampingi Kapolda Brigjen Polisi Tomsi Tohir.
Merujuk rilis Kepala Pusdatin Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, 28 Desember 2018, prediksi umum korban terdampak bencana tsunami Selat Sunda mencapai 351 ribu jiwa, terdiri 209.628 jiwa di Banten dan 141.611 jiwa di Lampung.
Sebanyak 40.386 pengungsi di kedua provinsi "saudara tua" itu, hingga H+6 masih enggan direlokasi disebabkan kemungkinan masalah mata pencarian, dan keterbatasan lainnya. [red/mzl]
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com http://bit.ly/2FSLJBR
via IFTTT
ADSENSE 336 x 280
dan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
Kelima, 42 orang asal 21 KK warga Desa Rajabasa, Kecamatan Rajabasa, yang rumahnya rusak berat --rata dengan tanah, bertahan di posko pengungsian balai desa setempat.
Keenam, pengungsi asal Desa Kunjir dan Way Muli, Rajabasa, sebanyak 42 orang asal 15 KK, yang mengungsi di gedung SMA Negeri 1 Kunjir, yang ada di Dusun 1 Merak, Kunjir, Rajabasa.
Agak berbeda, meski umumnya dalam keadaan sehat, tetapi para pengungsi disebutkan mengaku merasa dipersulit saat proses pengambilan kebutuhan bantuan logistiknya.
Ketujuh, di titik posko pengungsian di Kelurahan Bumi Agung, Kecamatan Kalianda. Di lokasi ini, terdapat 95 orang 11 KK pengungsi warga Kelapa Doyong, Kalianda Bawah, Air Panas, dan Karet Kelurahan Kalianda.
Lainnya, di tempat yang sama, 11 KK warga Way Mayan Bumi Agung dan Desa Maja, Kalianda, serta Desa Way Muli dan Pulau Sebesi, Rajabasa.
Delapan, sebanyak 15 orang warga Desa Banding, Rajabasa, yang kondisi rumahnya rata dengan tanah, masih bertahan mengungsi di halaman kantor Camat Rajabasa yang ada di desa itu.
"Di titik ini kini sedang dibangun 20 unit rumah berbahan papan dan triplek beratap asbes oleh relawan Nahdlatul Ulama Lampung Selatan," kata pamen hijabers ini, mendampingi Kapolda Lampung Irjen Polisi Purwadi Arianto.
Terakhir, sebanyak 8 pasien rawat tetap di ruang bedah, dan 440 orang pasien rawat jalan penyintas bencana yang masih dalam penanganan medis pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bob Bazar, Kedaton, Kalianda.
“Apabila ada perkembangan lebih lanjut, akan dilaporkan kembali,” pungkas Bunda Sulis, sapaan akrab Kabid Humas Polda Lampung ini.
Pantauan redaksi, hal sama juga rutin diapdet Kabid Humas Polda Banten AKBP Edi S Priadinata, mendampingi Kapolda Brigjen Polisi Tomsi Tohir.
Merujuk rilis Kepala Pusdatin Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, 28 Desember 2018, prediksi umum korban terdampak bencana tsunami Selat Sunda mencapai 351 ribu jiwa, terdiri 209.628 jiwa di Banten dan 141.611 jiwa di Lampung.
Sebanyak 40.386 pengungsi di kedua provinsi "saudara tua" itu, hingga H+6 masih enggan direlokasi disebabkan kemungkinan masalah mata pencarian, dan keterbatasan lainnya. [red/mzl]
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com http://bit.ly/2FSLJBR
via IFTTT
0 Response to "Apa Kabar Saudaraku, Pengungsi Penyintas Tsunami Lampung Selatan?"
Post a Comment