ADSENSE 336 x 280
Tulang Bawang, Kejarfakta.com - Pemerintah Pusat Maupun Daerah memberikan kucuran Dana melalui Program Dana Desa (DD) yang bersumber dari APBN ke seluruh penjuru nusantara bertujuan untuk meningkatkan kualitas atau mutu Desa dengan adanya peningkatan sarana dan infrastruktur pembangunan Desa, yang mana akan membantu meningkatkan kesejahteraan maupun perekonomia masyarakat.Sama halnya di Kabupaten Tulangbawang selain Dana Desa (DD) setiap Kampungpun dibantu dengan adanya Alokasi Dana Kampung (ADK) yang bersumber dari APBD Kabupaten Tulangbawang tentu dari kucuran dana yang diberikan patut digunakan secara konsisten, terkendali serta jelas peruntukan dan transparan dalam sistem pengelolaannya.
Namun ironisnya, upaya baik pemerintah ini masih saja di manfaatkan oleh segelintir oknum yang tidak bertanggung jawab yang sengaja memanfaatkan program ini sebagai ajang untuk mencari keuntungan bahkan ingin memperkaya diri.
Tak ayal, para oknum ini lebih mementingkan kepentingan pribadi tanpa mengutamakan kualitas yang di hasilkan alhasil dari tindak kecurangan itu masyarakatlah yang dirugikan.
Seperti halnya, Pembangunan Gapura di Kampung Karya Bakti, Kecamatan Meraksa Aji, Kabupaten Tulang Bawang yang bersumber dari APBD Kabupaten Tulangbawang melalui Alokasi Dana Kampung disinyalir menyalahi aturan dan terkesan di tutup-tutupi.
Dari hasil investigasi kejarfakta.com beserta awak media lainnya beberapa waktu lalu di lokasi pembangunan gapura kampung Karya Bakti di temukan beberapa kejanggalan serta tindak kecurangan yang diduga sengaja dilakukan oleh Tim pelaksana kegiatan.
Adapun indikasi kecurangan yang ditemukan pada tekhnis proses pengerjaan yang di duga sengaja dikemas sepraktis mungkin demi meminimalisir biaya yang digunakan. seperti halnya pengecoran yang semestinya menggunakan adukan semen, pasir, dan batu split malah justru digantikan dengan penggunaan material batako yang di susun sebagai tiyang coran.
Tak hanya itu, mirisnya kegiatan yang telah berlangsung sejauh 40 persen tahapan pengerjaan terkesan di tutup-tutupi tanpa memampangkan papan informasi. Sehingga pada saat masyarakat sekitar dipertanyakan tidak mengetahui berapa jumlah pagu anggaran dan dari mana kegiatan itu berasal.
ADSENSE Link Ads 200 x 90
center;">
Saat dikonfirmasi terkait pembangunan gapura tersebut, sekretaris kampung Karya Bakti Arif saifudin mengatakan pembangunan Gapura di kampung itu sebanyak dua unit bersumber dari ADK yang terletak di Rk 4 dan Rk1 kampung setempat.
"jumlah keseluruhan ADK pada tahun ini Rp.250 juta yang kami pergunakan untuk membangun Gapura sebanyak dua unit dengan pagu Rp.55 juta perunit serta pembuatan joging track sepanjang sekeliling lapangan yang letak lokasinya di kampung karya bakti ini, jadi total untuk dua unit gapura itu anggaran nya 110 juta, dan lainnya untuk pembuatan joging track tersebut, hanya saja tinggal menunggu tahap terakhir pencairan sebanyak Rp.50 juta," ucap Arif Saifudin saat konfirmasi dirumah kediamannya. Rabu (19/12/2018).
Disinggung terkait penggunaan material batako, Arif menyangkal jika kegiatan pembangunan gapura itu telah menyalahi aturan. Dia berkilah jika penggunaan bahan material batako yang digunakan itu sudah sesuai dengan RAB yang telah di tentukan oleh perancang Tekhnik (Astek) pada kegiatan tersebut.
"saya rasa pembangunan gapura itu sudah sesuai dengan RAB yang ada, sebab yang pasti dalam proses pembangunan dilapangan itu tentu sudah ada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan Konsultan Tekhnik yang menentukan desain gambar dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan itu sendiri, jadi supaya jelas silahkan tanyakan saja langsung kepada Astek nya saja, terus terang saya bingung untuk menjawabnya," kilah Arif Saifudin.
Sementara Astek sekaligus kaur pembangunan di Kampung Karya Bakti Riski, saat di pertanyakan hal yang sama tentang penggunaan material batako riski beralasan sebelum nya telah di coba untuk melakukan pengecoran sebagaiman mestinya namun upaya itu tidak berhasil.
"kemarin sudah kami coba menggunakan kayu untuk pengecoran ternyata banyak yang bocor, akhirnya kami memutuskan menggunakan batako ternyata tidak bocor, sementara mengenai papan informasi kegiatan, dulu memang sempat di tegur oleh pihak pendamping desa namun hingga sekarang kami belum sempat untuk membuat papan informasinya,"
Ucapnya.
Reporter : Roby
Editor : Eko.S
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com http://bit.ly/2GRIlcm
via IFTTT
ADSENSE 336 x 280
dan
ADSENSE Link Ads 200 x 90
Saat dikonfirmasi terkait pembangunan gapura tersebut, sekretaris kampung Karya Bakti Arif saifudin mengatakan pembangunan Gapura di kampung itu sebanyak dua unit bersumber dari ADK yang terletak di Rk 4 dan Rk1 kampung setempat.
"jumlah keseluruhan ADK pada tahun ini Rp.250 juta yang kami pergunakan untuk membangun Gapura sebanyak dua unit dengan pagu Rp.55 juta perunit serta pembuatan joging track sepanjang sekeliling lapangan yang letak lokasinya di kampung karya bakti ini, jadi total untuk dua unit gapura itu anggaran nya 110 juta, dan lainnya untuk pembuatan joging track tersebut, hanya saja tinggal menunggu tahap terakhir pencairan sebanyak Rp.50 juta," ucap Arif Saifudin saat konfirmasi dirumah kediamannya. Rabu (19/12/2018).
Disinggung terkait penggunaan material batako, Arif menyangkal jika kegiatan pembangunan gapura itu telah menyalahi aturan. Dia berkilah jika penggunaan bahan material batako yang digunakan itu sudah sesuai dengan RAB yang telah di tentukan oleh perancang Tekhnik (Astek) pada kegiatan tersebut.
"saya rasa pembangunan gapura itu sudah sesuai dengan RAB yang ada, sebab yang pasti dalam proses pembangunan dilapangan itu tentu sudah ada Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dan Konsultan Tekhnik yang menentukan desain gambar dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan itu sendiri, jadi supaya jelas silahkan tanyakan saja langsung kepada Astek nya saja, terus terang saya bingung untuk menjawabnya," kilah Arif Saifudin.
Sementara Astek sekaligus kaur pembangunan di Kampung Karya Bakti Riski, saat di pertanyakan hal yang sama tentang penggunaan material batako riski beralasan sebelum nya telah di coba untuk melakukan pengecoran sebagaiman mestinya namun upaya itu tidak berhasil.
"kemarin sudah kami coba menggunakan kayu untuk pengecoran ternyata banyak yang bocor, akhirnya kami memutuskan menggunakan batako ternyata tidak bocor, sementara mengenai papan informasi kegiatan, dulu memang sempat di tegur oleh pihak pendamping desa namun hingga sekarang kami belum sempat untuk membuat papan informasinya,"
Ucapnya.
Reporter : Roby
Editor : Eko.S
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com http://bit.ly/2GRIlcm
via IFTTT
0 Response to "Pembangunan Gapura Kampung Karya Bakti disinyalir Syarat Permasalahan"
Post a Comment