ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Candid: Ketua Bravo-5 Lampung yang juga koordinator Relawan Siger Bersatu (RSB-01) Andi Desfiandi bercengkerama dengan salah satu balita 6 bulan, anak warga pengungsi di Posko Dapur Umum RT 21, Desa Sukaraja, Rajabasa, Lampung Selatan, Minggu (30/12/2018). Foto: Bravo-5/RSB-01
Lampung Selatan, Kejarfakta.com -- Masuknya Desa Banding dan Sukaraja, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan (Lamsel), sebagai desa tangguh bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Tahun Anggaran (TA) 2012, disusul Desa Sukabanjar dan Talangbaru, Sidomulyo pada TA 2017, serta Pekon Kota Batu dan Negeri Ratu, Kota Agung Pusat, Tanggamus, ditambah Desa Gebang dan Sidodadi, Teluk Pandan, Pesawaran pada TA 2016, perlu digelorakan lagi penatalaksanaannya.
Momentum bencana tsunami pascaerupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) Selat Sunda 22 Desember 2018, dapat dijadikan momentum reorientasi dan revitalisasi penanggulangan bencana alam terpadu di Lampung maupun Banten, bahkan nasional.
Sembari menunggu kabar baik bakal dimasukkannya materi kurikulum pendidikan kebencanaan nasional oleh sinergi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), BNPB, dan Kemristekdikti, serta on going process pemulihan infrastruktur dasar dan rehabilitasi sosial pascatsunami oleh rancak bersama instrumen negara, relawan kemanusiaan beragam asal, dan warga penyintas sadar bencana yang makin terkelola baik.
Penting untuk menggali ulang, capaian dan evaluasi atas penatalaksanaan proses peningkatan kapasitas kesiapsiagaan tanggap darurat bencana di lapangan. Disamping mempertahankan capaian sejauh ini, diantaranya gerakan rakyat sadar bencana, tata kelola rakyat sahabat bencana, dan terus manifesnya gerakan mitigasi bencana dalam keseharian perilaku warga.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Bravo-5 Lampung Andi Desfiandi, sesaat setelah kembali dari peninjauan langsung titik terdampak terparah akibat terjangan tsunami Selat Sunda, di Kecamatan Kalianda dan Rajabasa, Minggu (30/12/2018).
"Melihat langsung wilayah terdampak, disamping sangat sedih, membuat saya makin haiqqul yakin, pembenahan total tata ruang wilayah yang sadar risiko bencana, gerakan kembali mencintai alam tanpa pamrih dan tanpa syarat, lantas menjadikan peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Anak Krakatau Selat Sunda sebagai salah satu acuan utama program pembangunan infrastruktur ramah bencana, tak lagi bisa ditunda," lugas Ketua Yayasan Alfian Husin ini.
Sebab itu, lewat Bravo-5 Lampung, pun dalam kapasitas selaku koordinator Relawan Siger Bersatu (RSB-01) --forum komunikasi 32 organ relawan pemenangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin di Lampung, pihaknya akan mengusulkan, mendorong percepatan, dan mengawal proses kreatifnya kepada pemangku kebijakan terkait di pusat.
"Selain kontrol ketat dan aspek transparansi anggaran, ini mesti jadi arus utama kebijakan. Jakarta harus dengar," pungkas pembina Posko Donasi Kemanusiaan Darmapala Peduli yang bermarkas di sekretariat bersama Gedung Darmapala, Gang PU, Bandarlampung itu, didampingi pengarah teknis posko Ary Meizari.
Mendampingi Andi meninjau lokasi pengungsian warga di Desa Kunjir, Way Muli, Way Muli Lunik, Way Muli Timur, Sukaraja, Banding, dan Canti, Rajabasa, serta membawa tim trauma healing, kemarin, sekretaris Relawan Siger Bersatu yang juga Ketua Relawan Padamu Negeri (RPN) Lampung Fachrurrozie Cappela, Sekretaris BaraJP Lampung dr Relly Reagan, relawan medis Bravo-5 Lampung dr Aldo Aprizo, Ketua Bravo-5 Milenial Lampung Thadaru Yusra Purnama, dan puluhan mahasiswa relawan swadiri asal berbagai kampus perguruan tinggi di Bandarlampung. (red/mzl)
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com http://bit.ly/2Qa5ExC
via IFTTT
0 Response to "Bravo-5 dan RSB-01: Gelorakan Lagi, Desa Tangguh Bencana, Rakyat Sahabat Bencana"
Post a Comment