ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Bendahara Tiyuh Dwi kora, Naryo, saat di konfirmasi awak media di lokasi Pembangunan Dreinase
Tulang Bawang, Kejarfakta.com -- Padat Karya Tunai di Desa (PKTD) merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa yang di selenggarakan oleh pemerintah pusat guna mengurangi tingkat penggangguran, khususnya bagi kalangan yang miskin dan marginal yang bersifat produktif, dengan mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja, dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/pendapatan, meningkatkan daya beli, mengurangi kemiskinan, dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting. Program ini merupakan arahan langsung dari presiden Republik Indonesia, yang dilaksanakan untuk seluruh desa di Indonesia.
Hal itu merujuk kepada Keputusan bersama (SKB) 4 Menteri yakni Menteri PPN/Bappenas, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam Diktum (1) angka (6) huruf (c) di katakan fasilitasi penggunaan Dana Desa untuk kegiatan pembangunan Desa paling sedikit 30% (tiga puluh persen) wajib digunakan untuk membayar upah masyarakat dalam rangka menciptakan lapangan kerja di Desa.
Namun sayangnya apa yang menjadi program arahan langsung dari Presiden tersebut, masih saja tidak di patuhi oleh segelintir oknum dan diduga adanya program malah di jadikan ajang mencari keuntungan.
Seperti halnya yang terjadi di Tiyuh Dwi Kora, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Program padat karya untuk pembuatan badan jalan sepanjang 2250 meter di kerjakan oleh alat berat diduga tanpa melibatkan masyarakat.
Selain itu saat di konfirmasi, Sabtu (01/12/2018) Parmin Kepala Tiyuh Dwi Kora yang di dampingi Naryo selaku bendahara Tiyuh megakui tentang adanya penggunaan alat berat.
"Benar untuk padat karyanya kita memakai alat berat karena untuk menggali, itu kan kita buat badan jalan dengan lebar tiga meter dan panjang dua ribu dua ratus lima puluh meter akan tetapi ada masyarakat juga mas," ucap nya.
Sementara saat disinggung terkait program padat karya yang menggunakan jasa alat berat, Naryo menyangkal dengan alasan jika di kerjakan dengan tangan manusia maka kerjaan itu tidak akan selesai dikarenakan tingkat kesulitan yang berbeda.
"Mana bisa lah mas, tentu warga juga nggak mau dan kapan akan selesai nya jika dikerjakan oleh tangan manusia langsung tanpa dibantu alat berat," kilah Naryo.
Tidak hanya itu, kejanggalan lainnya pun terlihat pada saat awak media turun langsung ke lokasi pembangunan dreinase di Tiyuh setempat yang tidak menggunakan papan informasi kegiatan pembangunan.
Hal tersebut pada saat di pertanyakan kepada Bendahara Tiyuh setempat, Naryo mengatakan, papan informasi yang di buat bahan banner belum di ambil dari percetakan.
"Papan informasinya belum di pasang, karena masih di percetakan unit dua mas," kata Naryo.
Terpisah Sekretaris Tiyuh Dwi Kora, Karim, saat di konfirmasi via WhatsApp terkait hal yang sama. Karim dengan lantang mengatakan semua kegiatan sudah ada papan informasi di masing-masing titik lokasi
"Kalau papan informasi sudah kami pasang semua di setiap titik pekerjaan salah satu contoh pengerjaan taman, itu ada papan informasinya," ucap Karim. (Tim)
from berita lampung | beritaonline | berita lampung barat | KejarFakta.com https://ift.tt/2KRG7Ip
via IFTTT


0 Response to "Program Padat Karya di Tiyuh Dwi Kora, Diduga di Jadikan Ajang Mencari Keuntungan"
Post a Comment